Sungai Aranio

Sungai Aranio
Aliran sungai Aranio

Kering

Kering
Sisa kebakaran hutan musim kemarau

Bulbo

Bulbo
Bulbo

Bulbo


Petani Anggrek


















Merawat Bulbophyllum

Ukuran kuntum bunganya tak lebih dari kelingking, mekarnya pun tak lama. Namun Bubophyllum punya penggemar fanatik yang mengagumi detail bunganya.

Marga ini dihuni sekitar 200-an spesies di mana Kalimantan dan Papua kaya akan spesies ini. Walaupun anggrek ini tersebar di banyak lokasi, mulai dari Indo-Asia, Philipina Afrika, Australia hingga Amerika Selatan. Hanya saja, karena ukuran bunganya kecil dan cepat layu maka penggemarnya tidak sebanyak Dendrobium, Cattleya atau Paphiopedilum.

Hanya saja Bulbo punya penggemar sendiri. Salah satunya Dian Rahardjo yang setia dengan Bulbo seja tahun 2005-an hingga kini. Lebih dari 100-an jenis dia koleksi. Hanya saja memang tidak selalu dalam kondisi berbunga. “Bunganya tidak bisa dipaksa, tergantung siklusnya sendiri,” kata Dian. Siklus di sini dimaksudkan sebagai musim berbunga. Biasanya pada pergantian musim, baik dari kemarau ke penghujan maupun sebaliknya. Tapi di antara koleksinya, tetap saja ada yang rajin berbunga dan awet. Bulbophyllum mastersianum misalnya, bunganya awet hingga satu minggu.

Lindungi dari Hujan

Sebagaimana mengoleksi anggrek pada umumnya, sebelum memilih tanaman sebaiknya Anda kenali karakter hidupnya. Bulbophyllum ada yang berbunga di kawasan sejuk ( di atas 500 mdpl), ada yang berbunga di dataran rendah (dari 0 mdpl). Dian banyak mengoleksi bulbo dataran rendah antara lain Bulb. lepidum, Bulb. Vaginatum, Bulb.purpurascen, Bulb. Mebranaceum dan lain – lain. Sedangkan yang di kawasan sejuk misalnya Bulb. Ecornutum, Bulb. Lobii dan lain – lain. Khusus untu Bulbophyllum lobii ini rajin berbunga dan ukuran bunganya pun lumayan besar. Diameter bunga lebih dari 3 cm.

Setelah memilih jenis, pikirkan lokasinya. “Asalkan jangan kena hujan dan ternaungi,” saran Dian. Anggrek ini epifit, karenanya bisa ditempelkan di pohon atau diletakkan di teras. Net juga bagus untuk melindungi tanaman dari sinar matahari terik. Namun tidak punya net, bisa juga di teras yang atapnya transparan. Menggunakan fiber maupun kaca. Menurut Dian, bunga akan lebih awet jika jika tidak terkena air hujan.

Media yang digunakan sama dengan media untuk anggrek epifit lainnya. Menggunakan cocochips, arang atau sabut kelapa. Banyak juga yang menggunakan batang pakis. Tapi sebaiknya dihindari karena di kancah internasional sudah dilarang. Jika ikut lomba internasional menggunakan pakis maka akan didiskualifikasi. Alasannya, pakis butuh waktu lama untuk tumbuh di hutan. Pengambilan besar – besaran untuk memelihara anggrek akan mengakibatkan kerusakan alam dan pemulihannya lama.

Demi kelestarian alam juga, sebaiknya memilih Bulbophyllum yang sudah dibudidayakan. Tanaman dari nurseri akan lebih mudah tumbuh dibandingkan tanaman cabutan dari hutan. Bubophyllum bisa dibiakkan melalui generatif (biji) dan vegetatif. Pengembangbiakan dengan biji membutuhkan laboratorium karena benih harus ditanam di media kultur jaringan. Sedangkan yang umum dilakukan oleh penggemar bulbo, pembiakan menggunakan pemisahan (split) bulb. Rumpun yang sudah besar dipisahkan minimal 3 bulb, lantas ditanam menjadi tanaman baru. Jangan sampai kurang dari tiga bulb, bisa tidak tumbuh.

Untuk menanam split tanaman ini dengan berbagai cara. Salah satunya diikat di batang pohon menggunakan ijuk. Sebelum diikat, gunakan spaghnum moss untuk memberi kelembapan di akar tanaman. Dengan demikian membantu akar untuk jalan (tumbuh) lebih cepat. Menanam bisa juga tidak menggunakan ijuk, cukup ditanam di pot yang sudah diisi dengan media lalu disiram.

“Kalau pupuk, saya tidak terlalu sering. Paling – paling dua minggu sekali, malah kadang sebulan sekali,” kata Dian. Anggrek yang dirawat Dian memang dikondisikan sebagaimana di habitat asli. Banyak pohon besar yang ditanam di pekarangannya sehingga memberi kelembapan alami. Pupuk pun tidak terlalu banyak karena anggrek spesies, khususnya bulbo tidak begitu responsif terhadap pupuk. Maksudnya, walau diberi banyak pupuk, tidak lantas tumbuhnya lebih bagus dan cepat berbunga. Yang terjadi jika terlalu banyak pupuk malah daun menjadi kuning. Nah, merawat anggrek spesies memang mengembalikannya seperti kehidupan di alam.

Anggrek

Anggrek
Anggrek Merpati

Anggrek Merpati

Anggrek merpati

Text dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

Anggrek merpati (Dendrobium crumenatum) merupakan anggrek yang cukup populer karena bentuk bunganya yang seperti burung merpati sedang terbang. Anggrek merpati memiliki habitat hidup yang luas, mulai dari Indonesia, Singapura, Thailand, hingga ke Filipina dan Papua, sehingga mudah ditemui bahkan pada cabang-cabang pohon di pinggir jalan sekalipun. Anggrek ini juga dapat bertahan hidup hampir dimana pun, baik itu daerah dataran tinggi maupun dataran rendah.

Karakteristik Tanaman

Anggrek merpati mempunyai bunga dengan sepal dan petal berwarna putih dengan bentuk lidah (labellum) bervariasi dan memiliki warna putih dengan sedikit kekuningan. Bunganya harum semerbak, terutama di pagi hari dan biasanya hanya bertahan sehari. Mekarnya bunga seringkali secara bersamaan dan dipengaruhi oleh perbedaan suhu yang ekstrem (misalnya: hujan deras pada musim kemarau).

Anggrek merpati termasuk dalam anggrek golongan monopodial dengan bentuk bulb membengkak pada bagian bawah dan pipih pada bagian atas. Akarnya bulat pipih berwarna putih memanjang. Anggrek ini termasuk anggrek yang rajin menghasilkan keiki.

Budi Daya Anggrek

Budidaya Anggrek Hutan Kalimantan

Oleh: Hadikawa


Sabtu, 10 Agustus 2013 - 23:18:09 WIB
BUDIDAYA ANGGREK HUTAN KALIMANTAN
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Inspirasi - Dibaca: 15710 kali

Anggrek memiliki manfaat selain sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas juga anggrek bermanfaat sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut. Tanaman anggrek banyak di tanam di Eropa terutama Inggris, sedangkan di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra, Irian Jaya ataupun di Kalimantan.

Berbagai jenis anggrek hutan Kalimantan yang diperdagangkan cukup bernilai tinggi, bahkan untuk anggrek-anggrek tertentu bernilai ekonomi sangat tinggi. Nilai ekonomi dari anggrek-anggrek yang diperdagangkan tersebut memberikan suatu asumsi yang sangat menarik, secara tidak langsung ingin menyampaikan bahwa hasil hutan selain kayu masih banyak yang perlu mendapat perhatian oleh semua pihak. Anggrek Kalimantan perlu dibudidayakan sehingga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan membawa manfaat kepada masyarakat Kalimantan sendiri tanpa harus merusak kelestarian anggrek. Diperlukan perencanaan kebijakan yang memandang hutan tidak hanya dari kayunya saja, karena kayu dari hutan tidak lebih 5 persen dari nilai hutan seluruhnya.

Anggrek-anggrek yang diambil dari hutan perlu mendapat perhatian, sehingga tidak diperdagangkan dengan cara yang sembarangan. Perlu adanya pembinaan dan sosialisasi bagaimana cara memperlakukan Angrek dengan baik dan benar kepada beberapa pihak yang berkepentingan terhadap perdagangan anggrek. Beberapa jenis anggrek yang dilindungi juga perlu mendapat perhatian serius dengan tindakan nyata yang sesuai dengan peraturan yang ada. Anggrek harus dianggap sebagai hasil hutan dan pemanfaatannya harus memiliki surat keterangan hasil hutan atau dokumen-dokumen resmi.

Dengan marak dan masifnya perdagangan anggrek hutan Kalimantan, maka perlu cara pandang yang lebih luas dalam memandang hutan, terutama tentang Non Timber Forest Products (NTFPs) yang sebenarnya mampu memberikan nilai ekonomi yang cukup tinggi, apalagi jika dikelola secara profesional, tanpa harus merusak ekologi hutan dengan kecepatan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Anggrek merupakan salah satu dari NTFPs yang bernilai ekonomi dan sangat komersial, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua kalangan. Berbagai pihak dapat mengambil peran dalam upaya lebih meningkatkan nilai tambah dari berbagai hasil produk hutan selain kayu, sehingga seperti mereka yang berbisnis anggrek dapat lebih memahami komoditas yang diperdagangkan tersebut.

Beberapa jenis anggrek yang diperdagangkan merupakan jenis yang dilindungi, sehingga perlu adanya ketegasan dari pelaksanaan peraturan tersebut. Jenis anggrek tebu/macan (Grammatophyllum speciosum) dan anggrek hitam (Coelogyne pandurata) merupakan anggrek langka yang dilindungi oleh peraturan pemerintah. Jangan sampai jenis-jenis anggrek tersebut diperdagangkan dengan cara seadanya, seperti anggrek hitam yang dipotong menjadi perbatang tanpa perlakuan untuk mempermudah penjualan sangat berpotensi anggrek tersebut menjadi mati. Oleh karena itu, pembinaan terhadap para pedagang anggrek maupun masyarakat pengambil anggrek di hutan perlu dipikirkan oleh pemerintah, sehingga mereka yang berbisnis anggrek hutan tersebut dapat memperlakukan anggrek-anggrek tersebut sesuai dengan potensi tumbuh dan berkembangnya agar tidak mudah mati.

Peluang NTFPs

Sebagaimana komoditas dari NTFPs seperti rotan, damar, dan lainya, maka anggrek juga dapat menjadi komoditas yang potensial untuk dikembangkan dan mampu memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat di sekitar dan di dalam hutan serta jaringan perdagangannya. Karenanya, perdagangan anggrek hutan harus diperlakukan sebagaimana NTFPs lainnya, misalnya harus mempunyai surat keterangan dari pemerintah setempat, atau paling tidak ada surat keterangan dari desa dimana anggrek tersebut berasal. Pengambilan anggrek hutan juga harus memperhatikan kaidah konservasi, tidak melakukan tindakan “bumi hangus” atau mengambil seluruhnya seperti tindakan menyetrum ikan. Karena, beberapa anggrek dapat diambil melalui sistem stek atau memotong sebagian dan menyisakan bagian lainnya untuk pada saat tertentu dapat diambil kembali.

Peluang NTFPs anggrek hutan Kalimantan menjadi komoditas yang bernilai ekonomi tinggi sangat terbuka lebar. Promosi secara tidak langsung dari ketertarikan istri wakil presiden terhadap salah satu jenis anggrek hutan Kalimantan yang mempunyai bunga yang begitu wangi pada saat kunjungan beliau ke Kalimantan pada suatu pameran. Begitu pula yang dilakukan seorang ibu dari Pelaihari yang mengikutsertakan anggrek bulan (phalaenopsis) dari Tala dalam suatu lomba dan menjadi juara pertama merupakan suatu promosi dalam membuka pintu peluang yang makin lebar. Hal ini memberikan gambaran bahwa anggrek-anggrek hutan Kalimantan tersebut mampu menjadi pusat perhatian karena mempunyai ciri yang khas dan unik, sehingga dengan perlakuan yang sesuai dengan syarat tumbuh dan berkembangnya anggrek tersebut akan meningkatkan nilai ekonomi karena tampilannya semakin indah.

Anggrek bulan merupakan jenis anggrek yang sering dicari para pencinta atau kolektor anggrek, karena mempunyai bunga yang indah dan cukup tahan lama. Harga anggrek bulan di Pal 7 tanpa perlakuan atau seadanya sebagaimana saat diambil dari hutan berdasarkan jumlah helai daunnya, misalnya untuk yang 2 daun tidak kurang dari Rp. 20 ribu, dan yang sudah berbunga lebih dari Rp. 50 ribu. Tentu sudah dapat dibayangkan kemungkinan harga dari anggrek bulan dari Tala yang jadi juara. Peluang ini sudah seharusnya mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, termasuk kalangan LSM yang berbasis lingkungan hidup untuk mendorong masyarakat di sekitar dan di dalam hutan membuat penangkaran anggrek hutan di wilayahnya, sehingga anggrek yang diperdagangkan tidak dalam bentuk karungan seperti saat ini. Atau, setidaknya mendapatkan kemasan yang lebih baik dan sudah terlihat adanya kehidupan.

Permintaan yang tinggi dari luar daerah terhadap anggrek hutan Kalimantan perlu direspon dengan profesional, tidak seperti sekarang yang memenuhi permintaan tersebut dengan mengirim anggrek-anggrek tersebut dengan sistem karungan, yang dihargai cukup rendah. Misalnya, anggrek hitam yang dikirim dengan cara karungan ke luar daerah, meskipun jenis anggrek ini termasuk yang dilindungi. Padahal, anggrek hitam dapat menjadi cendramata yang berasal dari Kalimantan, sehingga perlu mendapat sentuhan yang profesional. Oleh karena itu, anggrek hitam yang diperdagangkan perlu mendapat sertifikasi dari dinas terkait dan/atau lembaga desa sehingga perdagangan anggrek tersebut tidak menyebabkan kepunahan. Begitu pula dengan jenis-jenis anggrek hutan lainnya, agar dapat terjaga dari eksploitasi yang berlebihan dan tanpa mempedulikan kelestariannya. Seperti anggrek tebu atau macan yang dilindungi perlu mendapat sertifikasi jika mau diperdagangkan, harga dipasaran gelap untuk satu batang anggrek tebu dewasa seadanya lebih dari Rp. 75 ribu, yang merupakan peluang cukup menggiurkan sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi tanpa batas.

Sertifikasi anggrek bukan berarti mempersulit, tapi mengambil peluang dengan nilai tambah yang lebih besar, dan sekaligus memberi kesadaran bahwa NTFPs tentunya much more than timber seperti rotan, madu, obat-obatan, buah-buahan, anggrek, damar, dan lainnya, serta pemanfaatan NTFPs adalah less ecologically destructive than timber harvesting. Sehingga, semua pihak dapat lebih menyadari keberadaan hutan yang lestari, dengan tidak hanya mempermudah dan memberikan fasilitas perizinan kepada mereka yang mempunyai paradigma bahwa hutan hanya kayu.

Anggrek Tanda Hutan

Banyaknya anggrek hutan Kalimantan yang diperdagangkan dengan cara karungan atau seadanya tanpa perlakuan secara profesional di beberapa tempat memberikan gambaran bahwa masih adanya hutan. Karena, sangat sedikit anggrek yang hidup di permukaan tanah, selebihnya berada di pepohonan yang tinggi dengan caranya sendiri dalam pemanfaatan unsur hara. Anggrek Kalimantan (termasuk Malaysia) mempunyai jenis anggrek lebih dari 2000 jenis, suatu jumlah yang luar biasa.

Di samping itu, anggrek hutan Kalimantan mampu menjadi komoditas perdagangan yang bernilai ekonomi tinggi dipasaran gelap, yang menunjukkan bahwa hutan mempunyai NTFPs jauh lebih banyak dari kayu Anggrek-anggrek tersebut hanya salah satu dari NTFPs yang perlu mendapat sentuhan profesional sehingga dapat mempunyai nilai tambah dan memperhatikan kelestariannya.

Pemerintah daerah melalui dinas terkait dapat memfasilitasi perdangangan anggrek melalui pasar yang resmi, dan memfasilitasi dalam teknologi penangkaran anggrek yang diambil dari hutan menjadi komoditas bernilai tambah. Kalangan LSM dapat melakukan pendampingan dan/atau membukakan jalan dalam sertifikasi anggrek sebagai komoditas perdagangan. Karena, meskipun hutan lestari sebagai syarat tumbuh dan berkembangnya anggrek, namun jika eksploitasi anggrek tanpa memperhatikan kelestarian anggrek tersebut sama saja membiarkan terjadinya kepunahan.

CARA BUDIDAYA ANGGREK

Untuk dapat memahami teknik dan cara budidaya anggrek perlu di ketahui tentang sifat hidup anggrek. Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:

1. Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.

2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.

3. Anggrek tanah / anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah.

Teknik dan cara budidaya anggrek perlu mengetahui iklim yang paling sesuai untuk anggrek.

Iklim yang berpengaruh dalam Teknik dan cara budidaya anggrek adalah:

1. Angin dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.

2. Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek .

3. Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.

Pembibitan Bunga Anggrek

1) Persyaratan Bibit

Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.

2) Penyebaran Biji

Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:

a) Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.

b) Mensterilkan biji

Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog berulang kali (2–3 kali).

c) Penyebaran biji anggrek

Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi diatas spritus kemudian ditutup kembali.

3) Teknik Penyemaian Benih

a) Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain.

b) Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.

c) Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.

d) Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).

e) Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:

1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram

2. KH2PO4 : 0,25 gram

3. MgSO47H2O : 0,25 gram

4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram

5. Saccharose : 20 gram

6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram

7. MnSO4 : 0,0075 gram

8. Agar-agar : 15–17,5 gram

9. Aquadest : 1000 cc

Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna.

4) Pemindahan Bibit

Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang.

Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa:

a) Urea atau ZA : 0,50 mg

b) DS, TS atau ES : 0,25 mg

c) Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg

d) Air : 1000 cc

Alaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain itu dapat digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yang telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Untuk isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar ibu jari.

Pot yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan).

Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.

5) Pemindahan dari Pot Penyemaian

Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yang berdiamater 4–6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.

Pengolahan Media Tanam Bunga Anggrek

Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:

a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman).

Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot.

b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam.

Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing- masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu rangkaian.

Teknik Penanaman Bunga Anggrek

Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:

1) Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.

2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.

3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.

Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.

2) Penyiangan

Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.

3) Pemupukan

Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya.

Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:

a) Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.

Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:

1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air

2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air

3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air

b) Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara misalnya :

1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air

2. DS : 0,3 gram untuk 1 liter air

3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air

c) Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size)

Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1.

Teknik pemberian pupuk buatan adalah:

a) Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan menaburkan secara hatihati, jangan tersangkut pada daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat terbakar.

b) Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.

c) Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.

Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau.

Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.

4) Pengairan dan Penyiraman

Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:

a) Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.

b) Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.

c) Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk menyiraman.

d) Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup baik.

Hal perlu diperhatikan bagi Petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat diuraikan sebagai berkut:

a) Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan untuk siraman lebih sedikit.

b) Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.

c) Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.

d) Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak. Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.

5) Waktu Penyemprotan Pestisida

Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk

hama antara lain:

a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun

b) Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun

c) Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu

d) Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu

e) Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air

f) Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air.

Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:

a) Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.

b) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam larutan tersebut selama beberapa waktu dan diulang satu

Sumber :

1. http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2013/08/09/eksploitasi-anggrek-hutan-kalimantan-583039.html (Eksploitasi Anggrek Hutan Kalimantan , oleh : HE. Benyamine)

2. http://konsultasisawit.blogspot.com/2012/08/cara-budidaya-anggrek-terlengkap.html




Penelusuran Anggrek

Kamis, 18 Desember 2014

Foto Lokasi Anggrek Hutan

Anggrek Hutan Kalimantan Selatan: Anggrek Hutan Kalimantan Selatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar